Senin, 09 September 2024

Pramuka SMA Darusy Syafaah Kotagajah

 

GERAKAN PRAMUKA
SMA DARUSY SYAFA'AH KOTAGAJAH
AMBALAN IBNU BATUTAH - DEWI SARTIKA

IBNU BATUTAH

Ibnu Batutah muda dikenal sebagai sosok yang sangat gemar belajar, khususnya ilmu agama. Ia sekolah di sebuah madrasah Sunni yang bermazhab Maliki.

Banyak masyarakat muslim, khususnya yang bermazhab Maliki takjub dengan kepandaian Ibnu Batutah dalam bidang agama. Mereka memintanya menjadi qadhi (hakim syariat). Namun, Ibnu Batutah menolaknya dan memilih menjadi petualang daripada meneruskan tradisi keluarganya menjadi qadhi.

Terdapat dua kemungkinan yang menyebabkan Ibnu Batutah memiliki pengetahuan agama yang luas. Dua faktor tersebut yaitu latar belakang keluarganya yang merupakan kalangan ulama dan kegemarannya membaca dan mempelajari ilmu agama.

Berbekal pengetahuannya yang luas, Ibnu Batutah memutuskan melakukan perjalanan keliling dunia pada usia 21 tahun. Ia menghabiskan waktu 29 tahun untuk berpetualang menjelajahi dunia.

Dalam waktu yang tidak sebentar itu, Ibnu Batutah disebut sebagai pelopor petualang muslim abad ke-14 yang tidak tertandingi. Bahkan, petualang barat seperti Marco Polo dan Christopher Columbus pun tidak bisa menandinginya.

Ibnu Batutah masih menjadi penjelajah dengan jarak perjalanan yang lebih panjang dan detail. Ibnu Batutah memiliki total jarak perjalanan mencapai 120.700 kilometer.

Dalam memulai petualangannya sebagai sang pengembara muslim abad ke-14, langkah pertama Ibnu Batutah untuk berjelajah dunia adalah mengunjungi Kota Makkah.

 

Dalam kunjungannya ke Kota Makkah, Ibnu Batutah berniat untuk menunaikan ibadah haji. Namun takdir membawanya melanjutkan petualangan ke negeri-negeri lain. Saat itu usianya masih 21 tahun 4 bulan.

Menurut catatan Ibnu Batutah dalam Rihlah Ibnu Batutah yang diterjemahkan Muhammad Muchson Anasy, Ibnu Batutah meninggalkan tanah kelahirannya pada Kamis, 2 Rajab 725 H dengan maksud menunaikan ibadah haji di Tanah Suci dan ziarah ke makam Rasulullah SAW. Menurut konversi penanggalan Hijriah ke Masehi, itu terjadi pada 22 Juni 1325 M.


DEWI SARTIKA

Dewi Sartika adalah sosok pahlawan Indonesia yang mempelopori perjuangan bagi kaum perempuan ketika masa penjajahan Belanda saat itu. Setelah kepergian dari Raden Ajeng Kartini, semangat perjuangan untuk mendapatkan kesetaraan dan kesejahteraan bagi kaum perempuan tidak berhenti atau bahkan redup sekalipun.

Sosok Dewi Sartika tumbuh bersama dengan para pejuang kemerdekaan Indonesia dan ia hadir untuk kembali mengobarkan semangat memperoleh  pendidikan untuk para perempuan. Perjuangan Dewi Sartika memang tidak dituliskan dalam banyak sumber, akan tetapi tentu saja sosok Dewi Sartika perlu diketahui karena perannya yang besar dalam dunia pendidikan di tanah air, terutama bagi kaum perempuan.

Dewi Sartika tidak pernah berhenti untuk memperjuangkan semangat pendidikan, meskipun hanya segelintir orang yang mendukungnya. Di masa sulit pun, dia tidak berhenti berjuang meskipun harus berkorban dengan susah payah.

Tags :

bm

SMA DASAGA

Kepala Sekolah

Kepala Sekolah SMA Dararusy

  • Ali Ghufron
  • 04 Agustus 1989
  • Lampung Tengah
  • info@smasdarusysyafaah.sch.id
  • +6285366146833