Pramuka SMA Darusy Syafaah Kotagajah
Ibnu Batutah muda dikenal sebagai sosok
yang sangat gemar belajar, khususnya ilmu agama. Ia sekolah di sebuah madrasah
Sunni yang bermazhab Maliki.
Banyak masyarakat muslim, khususnya yang
bermazhab Maliki takjub dengan kepandaian Ibnu Batutah dalam bidang agama.
Mereka memintanya menjadi qadhi (hakim syariat). Namun, Ibnu Batutah menolaknya
dan memilih menjadi petualang daripada meneruskan tradisi keluarganya menjadi
qadhi.
Terdapat dua kemungkinan yang menyebabkan
Ibnu Batutah memiliki pengetahuan agama yang luas. Dua faktor tersebut yaitu
latar belakang keluarganya yang merupakan kalangan ulama dan kegemarannya
membaca dan mempelajari ilmu agama.
Berbekal pengetahuannya yang luas, Ibnu
Batutah memutuskan melakukan perjalanan keliling dunia pada usia 21 tahun. Ia
menghabiskan waktu 29 tahun untuk berpetualang menjelajahi dunia.
Dalam waktu yang tidak sebentar itu, Ibnu
Batutah disebut sebagai pelopor petualang muslim abad ke-14 yang tidak
tertandingi. Bahkan, petualang barat seperti Marco Polo dan Christopher
Columbus pun tidak bisa menandinginya.
Ibnu Batutah masih menjadi penjelajah
dengan jarak perjalanan yang lebih panjang dan detail. Ibnu Batutah memiliki
total jarak perjalanan mencapai 120.700 kilometer.
Dalam memulai petualangannya sebagai sang
pengembara muslim abad ke-14, langkah pertama Ibnu Batutah untuk berjelajah
dunia adalah mengunjungi Kota Makkah.
Dalam kunjungannya ke Kota Makkah, Ibnu
Batutah berniat untuk menunaikan ibadah haji. Namun takdir membawanya
melanjutkan petualangan ke negeri-negeri lain. Saat itu usianya masih 21 tahun
4 bulan.
Menurut catatan Ibnu Batutah dalam Rihlah
Ibnu Batutah yang diterjemahkan Muhammad Muchson Anasy, Ibnu Batutah
meninggalkan tanah kelahirannya pada Kamis, 2 Rajab 725 H dengan maksud
menunaikan ibadah haji di Tanah Suci dan ziarah ke makam Rasulullah SAW.
Menurut konversi penanggalan Hijriah ke Masehi, itu terjadi pada 22 Juni 1325
M.
DEWI SARTIKA
Dewi Sartika adalah sosok pahlawan
Indonesia yang mempelopori perjuangan bagi kaum perempuan ketika masa
penjajahan Belanda saat itu. Setelah kepergian dari Raden Ajeng Kartini,
semangat perjuangan untuk mendapatkan kesetaraan dan kesejahteraan bagi kaum
perempuan tidak berhenti atau bahkan redup sekalipun.
Sosok Dewi Sartika tumbuh bersama dengan
para pejuang kemerdekaan Indonesia dan ia hadir untuk kembali mengobarkan
semangat memperoleh pendidikan untuk
para perempuan. Perjuangan Dewi Sartika memang tidak dituliskan dalam banyak
sumber, akan tetapi tentu saja sosok Dewi Sartika perlu diketahui karena
perannya yang besar dalam dunia pendidikan di tanah air, terutama bagi kaum
perempuan.
Dewi Sartika tidak pernah berhenti untuk
memperjuangkan semangat pendidikan, meskipun hanya segelintir orang yang
mendukungnya. Di masa sulit pun, dia tidak berhenti berjuang meskipun harus
berkorban dengan susah payah.
Tags : Pramuka
SMA DASAGA
Kepala Sekolah
Kepala Sekolah SMA Dararusy
- Ali Ghufron
- 04 Agustus 1989
- Lampung Tengah
- info@smasdarusysyafaah.sch.id
- +6285366146833